PERBEDAAN PERSUASI DAN NEGOSIASI
PERSUASI
DAN NEGOSIASI
Persuasi
adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang
lain. Melalui persuasi setiap individu berusaha mempengaruhi kepercayaan
dan harapan orang lain. Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya menyampaikan
informasi dan berinteraksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah
pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi
kedua belah pihak.
Negosiasi adalah Negosiasi juga merupakan Proses
komunikasi antara dua orang atau lebih guna mengembangkan solusi terbaik yang
paling menguntungkan bagi pihak-pihak yang terlibat. Selain itu, negosiasi
juga sebuah proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang
atau jasa dan berupaya menyepakati nilai tukarnya.
Ciri
Persuasi
1. Persuasi melibatkan
satu atau dua individu.
2. Lebih
bersifat kepada ajakan atau bujukan yang disertai dengan bujukan
3. Terdapat
alasan yang harus dikemukakan saat akan melakukan persuasi
Ciri
Negosiasi
1. Melibatkan
perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok
2. Memiliki
ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari
awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi
3. Menggunakan
cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar
menukar (barter)
4. Hampir
selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun
ekspresi wajah
5. Negosiasi
biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan
kita inginkan terjadi
6. Ujung dari
negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak,
meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat.
Perbedaan
Persuasi dan Negosiasi
1. Persuasi lebih kepada
memberikan pengaruh yang dilakukan salah satu pihak, sedangkan negosiasi lebih
kepada keputusan yang dilakukan karena hasil keputusan dari kedua belah pihak
tanpa ada unsur pemaksaan atau pengaruh.
2.
Persuasi membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka inginkan
setelah persuader berusaha
meyakinkan mereka, sedangkan negosiasi tidak diberikan kebebasan karena sudah
memutuskan apa yang harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama
3. Persuader harus
mengumpulkan informasi dan fakta sebelum melakukan persuasi dengan orang
lain, sedangkan negosiasi tidak membutuhkannya karena mereka akan berhadapan
langsung dan mengeluarkan apa saja yang bisa dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam sebuah negosiasi.
Model
Persuasi
1.
Model
Persuasi Rank
Hugh
Rank (1976) mengusulkan sebuah model persuasi yang membantu
mengajarkan kepada kita agar menjadi penerima pesan yang yang kritis. Rank
menyebutnya dengan intensify/downplay schema atau skema
mengintensifkan atau mengecilkan aspek-aspek tertentu. Gagasan dasar model
persusasi ini adalah pada umumnya persuader menggunakan dua macam taktik untuk
mencapai tujuannya yaitu mengintensifkan atau mengecilkan aspek-aspek tertentu
atau keduanya
2.
Model
Kemungkinan Elaborasi
Richard
Petty dan John Cacioppo (1980)
mengembangkan model kemungkinan elaborasi atau elaboration likelihood
model yang menyatakan bahwa persuasi secara tradisi dikaitkan
dengan dua rute yaitu rute sentral dan rute periferal. Model ini membentuk
faset baru teori rute atau teori dua proses. Model kemungkinan elaborasi
berpendapat bahwa kemungkinan persuasi yang efektif bergantung pada seberapa
besar keberhasilan komunikasi dalam mengingatkan representasi mental yang
relevan yang merupakan kemungkinan elaborasi
3.
Model
Perubahan Sikap Yale
Model
perubahan sikap Yale dikenal dengan sebutan pendekatan perubahan sikap
Yale yakni suatu studi tentang kondisi dimana orang cenderung mengubah sikap
mereka sebagai bentuk respon mereka terhadap pesan persuasif. Pendekatan ini
pertama kali dipelajari oleh Carl Hovland dan
rekan-rekannya di Yale University. Model dasar pendekatan ini dapat digambarkan
sebagai “siapa – mengatakan apa – kepada siapa”. Menurut model ini,
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi setiap komponen komunikasi persuasif,
diantaranya adalah kredibilitas dan daya tarik komunikator, kualitas dan
ketulusan pesan, perhatian, kecerdasan dan usia penerima pesa
Faktor Yang Dapat Menghambat Persuasi
a. Faktor Motivasi
Sudah dikemukakan bagaimana motivasi seseorang atau sesuatu
kelomopok dapat mempengaruhi opini. Kepentingan seseorang akan mendorong orang
itu untuk berbuat dan bersikap sesuai dengan kebutuhannya.
b. Faktor Prejudice atau Prasangka
Bila seseorang sudah dihinggapi dan perasaan Prejudice terhadap
sesuatu, misalnya golongan, suku, ras, dan sebagaiannya orang itu dalam
penilaiannya terhadap hal tersebut tidak akan objektif lagi.
c. Faktor Sematic
Kata-kata yang mempunyai arti tidak sama
dengan komunikator dan komunikan atau ejean yang berbeda, tapi bunyinya
hampir sema, dapat menimbulkan salah pengertian dan sangat mengganggu.
d. Noise Factor
Noise Factor yaitu gangguan yang
disebabkan oleh suara. Ini dapat terjadi dengan disengaja dan tidak
disengaja. Hambatan komunikasi persuasif secara psikologis bersifat internal.
Indikasinya adalah distorsi makna dari pesan yang disampaikan. Hal ini dapat
disebabkan oleh bias kultur, konflik peran, konflik dalam sistem sosial dan lain-lain. Jadi, hambatan psikologis disebabkan
oleh ketidakcocokan filter konseptual dalam diri peserta komunikasi persuasif.
Faktor – factor komunikasi Persuasi
a.
SUMBER
(KOMUNIKATOR)
Dalam komunikasi
persuasif, komunikator memiliki peranan yang sangat penting untuk menentukan
keberhasilan dalam memengaruhi komunikan. Komunikator harus memiliki
ketrampilan untuk memilih sasaran dan menentukan tanggapan yang hendak dicapai.
Sebelum melakukan persuasi, komunikator harus memperhitungkan apakah komunikan
mampu menangkap pesan yang disampaikannya.
b.
Pesan
Komponen
komunikasi persuasif yang kedua adalah pesan. Secara sederhana pesan dalam
komunikasi persuasif dapat diartikan sebagai materi yang diberikan oleh
komunikator sebagai ajakan supaya komunikan memercayainya.
c.
Komunikan
Komunikan
adalah sasaran yang akan menerima pesan-pesan persuasi dari komunikator.
Beberapa hal yang akan memengaruhi apakah komunikan dapat merespon persuasi
secara positif adalah keyakinan, sikap, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh
komunikan.
Tahapan-tahapan negosiasi
1. Persiapan dan perencanaan
Pada tahap ini kita diharapkan bisa
memutuskan apa yang kita mau dan kenapa. Pengumpulan data sangat diperlukan
untuk mendukung posisi kita. Penyampaian argumen dalam mendukung posisi kita
haruslah dengan bijaksana. Selain itu kita juga harus menentukan apa yang
diinginkan pihak lain dan kenapa. Mengerti kemampuan kita dan pihak lain serta
mengatur dan mengembangkan strategi kita dalam bernegosiasi.
2. Definisi peraturan
Menentukan garis besar dan aturan untuk
bernegosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa
yang akan kita negosiasikan. Waktu dan tempat negosiasi juga perlu kita
tentukan, kapan dilakukan, berapa lama dan lokasi negosiasi.
3. Penjelasan
dan pembenaran
Dalam tahap ini masing-masing pihak
mengutarakan apa yang diinginkan. Kita bisa memberikan dokumentasi yang
diperlukan untuk mendukung posisi kita.
4. Tawar
menawar dan penyelesaian masalah
Pencarian solusi dilakukan dalam tahap
ini. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan
bukan pada orang atau posisi. Pandangan kedepan diperlukan untuk mempercepat
menemukan titik temu. Mengungkit-ungkit masa lalu akan memperlambat proses
penyelesaian masalah. Ide yang menarik dan bervariasi bisa muncul dalam rangka
menyelesaikan masalah.
5. Penutupan
dan implementasi
Ini adalah tahap terakhir dari negosiasi.
Segala sesuatu yang diputuskan bersama hendaknya diformalkan. Hal-hal yang
musti dipastikan adalah:
• Dokumen yang sudah disepakati
• Meneliti kembali pon-poin utama untuk
menghindari salah pengertian
• Uraikan dengan jelas semua ketetapan
dari persetujuan
• Buatlah secara tertulis
• Kedua pihak harus membaca dan
menandatangani untuk memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan
Elemen-elemen
yang dapat mempengaruhi kesuksesan negosiasi
1. Tidak
memaksa pihak lain
2. Kesediaan
partisipan untuk berkompromi
3. Tidak
ada pihak yang dirugikan
4. Kesepakatan
yang dicapai bersifat praktis, dapat dilakukan
5. Alasan
yang disertakan mampu mempengaruhi pihak lain.
DAFTAR REFERENSI
https://brainly.co.id/tugas/9603420
https://materibahasaindonesiadwinisa.blogspot.co.id/2016/11/faktor-penentu-negoisasi.html
https://www.bindoline.com/faktor-penyebap-keberhasilan-dalam-negosiasi-dan-bukti-kutipannya-pengajuan-dan-alasan-kalimat-persuasis-dan-alasannya-make-by-rahmat-firdaus/
http://putusuardiana.blogspot.co.id/2014/07/negosiasi.html
http://henabiyu.blogspot.co.id/2010/12/5-tahapan-negosiasi.html
https://www.kata.co.id/Pengertian/Komunikasi-Persuasif/824
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-persuasif
http://www.astalog.com/1677/perbedaan-persuasi-dengan-negosiasi.htm
Komentar
Posting Komentar