Tipe dan Profil Kewirausahaan

TIPE DAN PROFIL KEWIRAUSAHAAN

Definisi Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan upaya upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas dasar kemampuan dengan cara manfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain . Sedangkan wirausaha adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi.

Latar Belakang Kewirausahaan
Dalam menghadapi era persaingan global, pemerintah harus mampu menyiapkan SDM yang berkualias dan handal. Menurut mantan Menko Kesra dan Taskin, Haryono Suyono, menyiapkan SDM yang berkualitas dan handal bisa dilakukan melalui pelatihan keterampilan dan wirausaha. Wirausaha dirasa sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Hal ini sejalan dengan perkataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Hatta Rajasa, bahwa “wirausaha adalah kunci bagi Indonesia untuk memajukan perekonomian”. Dalam rangka menciptakan wirausaha-wirausaha tersebut, salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan kewirausahaan kepada peserta didik pada semua jenjang pendidikan.
Pendidikan kewirausahaan sebenarnya sudah cukup lama diperhatikan. Sejumlah perguruan tinggi telah membentuk dan menerapkan kuliah kewirausahaan sejak beberapa tahun silam. Sejumlah sekolah menengah juga melakukan hal yang sama. Tetapi, kelahiran wirausaha di Indonesia dirasakan masih jauh dari harapan. Menurut Kemendiknas (2010) pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat sendiri. Strategi pembelajaran kewirausahaan di Indonesia belum bisa memungkinkan lahirnya wirausaha baru sesuai harapan. Penyebabnya, karena strategi pembelajaran Indonesia masih sangat condong pada pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah sistem pembelajaran yang menjadikan guru sebagai pusat dan sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh, di mana peserta didik diposisikan sebagai gelas kosong yang hanya dapat diisi oleh sang guru. Pada sistem ini, hampir tidak mungkin dapat terlahir peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi, sebab mereka sepenuhnya tergantung kepada guru. Itulah sebabnya, tak mengherankan jika spektrum pikir peserta didik sepenuhnya merupakan pantulan dari pengajaran satu arah yang diterima di sekolah.
Sistem pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diubah, khususnya terkait dengan mata diklat pendidikan kewirausahaan agar kedepannya bisa menciptakan wirausaha-wirausaha yang handal. Apabila pemerintah Indonesia tidak mampu membentuk wirausaha-wirausaha baru yang handal maka diperkirakan akan semakin banyak jumlah pengangguran di Indonesia, dan hal ini tentu akan berimbas pada penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka dari itu dirasa sangat penting untuk mengembangkan kurikulum pendidikan kewirausahaan agar mampu mencetak wirausaha-wirausaha baru yang handal. Hal ini tentu saja tidak menjadi tanggung jawab pemerintah semata, atau guru semata namun manjadi tanggung jawab bagi semua pihak yang terkait di dalamnya termasuk juga masyarakat




Tipe-Tipe Kewirausahaan    
1.     Business Entrepreneur
Tipe paling mendasar dalam wirausaha adalah wirausaha bisnis, yaitu wirausaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa serta pemasarannya. wirausahawan bisnis membangun bisnisnya dari ide inovatifnya sendiri, serta lebih fokus pada kualitas produk dan kepuasan pelanggan ketimbang terlalu fokus pada laba.

2.    Creative Entrepreneur
Creative entrepreneur adalah orang yang bergerak di bidang usaha menciptakan atau memanfaatkan pengetahuan dan informasi. Contohnya adalah orang yang bergerak di bidang pembuatan film, iklan, video game, penerbitan buku, musik, dan sebagainya. Dalam semua bidang tersebut, yang menjadi modal utamanya adalah kreativitas dalam mencipta suuatu produk. Setiap produk yang dihasilkan oleh creative entrepreneur merupakan produk yang unik dan karena itu memiliki perjalanan hidupnya masing-masing.

3.    Technopreneur
Technopreneur adalah seorang wirausahawan yang menghasilkan kekayaan dengan cara memanfaatkan teknologi informasi yang pesat berkembang. Membicarakan technopreneurship ini sangat menarik karena banyak begitu banyak inovasi teknologi informasi, seperti Google maupun Apple yang tumbuh menjadi sangat besar.  Seorang technopreneur adalah seorang yang berusaha memberikan layanan yang memberikan nilai tambah, rasa gembira, atau ketagihan kepada mereka yang menikmati produknya.

4.    Social Entrepreneur
Social entrepreneur adalah seorang wirausahawan yang bergerak di bidang usaha perbaikan kondisi-sosial, lingkungan, pendidikan, dan ekonomi masyarakatnya. Social entrepreneur adalah seorang yang menjalankan usahanya menciptakan perbaikan social melalui pasar.

Profil dan Latar Belakang Wirausaha Djoko Susanto

Nama Djoko Susanto dikenal sebagai salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Djoko Susanto adalah pemilik jaringan minimarket Alfamart yang sangat terkemuka di Indonesia. Beliau termasuk dalam jajaran pengusaha sukses dan terkemuka di dunia bisnis dan dapat diketahui melalui biografi dan profil dari Djoko Susanto berikut ini.
Tokoh berdarah Cina ini lahir pada 9 Februari 1950 dengan nama A. Kwie. Nilai-nilai karakter yang diterapkan dalam keluarganya merupakan modal untuk meraih kesuksesan seperti saat ini. Djoko Susanto juga menuntut ilmu dalam dunia pendidikan formal.

Setelah putus sekolah, Djoko memutuskan belajar di luar sekolah. Beliau mengganti namanya Kwok Kwie Fo dengan nama Indonesia. Kemampuan bisnis sudah dimiliki Djoko Susanto sejak kecil. Pada usia 17 tahun, Djoko mengelola sejumlah 560 warung kaki lima milik orang tuanya di Pasar Arjuna, pasar tradisional di Jakarta. Orang Cina identik dengan jiwa bisnis. Sifat pekerja kerasnya mengarahkan beliau untuk memperluas usaha warung tersebut sekaligus menjajakan rokok.

Kisah Djoko Susanto menjelaskan bahwa kegigihan Djoko menarik perhatian taipan rokok kretek Putera Sampoerna. Akhirnya, Djoko dan Putera Sampoerna bekerja sama membuka warung yang sama serta jaringan supermarket diskon bernama Alfa Toko Gudang Rabat.
Tahun 1994, nama tersebut berganti menjadi Alfa Minimart. Akan tetapi, kerja sama tersebut berhenti pada tahun 2005, ketika Putera Sampoerna
menjual perusahaannya, anak perusahaan, beserta seluruh saham kepada Phillips Morris Internasional.

Aset Putera Sampoerna yang dijual, termasuk 70% saham Alfa Minimart. Perusahaan Phillip tidak tertarik dengan usaha retail dan menjual saham Alfa Minimart kepada Djoko. Setelah itu, Djoko merintis bisnis ritel Alfa Supermarket.

Bisnis tersebut berada dalam naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Karena pesatnya kemajuan bisnis, Djoko membeli saham Nirthstar pada tahun 2013 dan mempunyai 65% saham di perusahaan itu. Tahun 2007, beliau membentuk Alfa Midi di naungan PT Midimart Utama.

Kisah Djoko Susanto memaparkan perjalanan karir bisnis tokoh pekerja keras ini.  Djoko harus merelakan Alfa Supermarket berpindah kepada pihak Carrefour. Pada akhirnya, beliau fokus pada Alfa Midi dan membuahkan sukses berat.  Dimana ia mampu menjalin kerja sama antara Alfa Midi dengan Lawson, salah satu waralaba convenience store dari Jepang.


Bisnis semakin berkembang dan saat ini, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, menjalankan lebih dari 5.500 toko, di bawah berbagai merek, meliputi Alfamart, Alfa Midi, Alfa Express, dan Lawson. Satu-satunya saingan berat alfamart berasal dari jaringan minimarket Indomaret yang merupakan milik konglomerat Anthony Salim


Referensi 
http://www.biografiku.com/2016/10/biografi-dan-profil-djoko-susanto-pemilik-jaringan-minimarket-alfamart.html
http://www.bisnishack.com/2014/07/kisah-perjalanan-bisnis-djoko-susanto.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN PERSUASI DAN NEGOSIASI

ULASAN IKLAN

Tugas Softskill Cara Menyampaikan Pendapat dalam Rapat